Halo Kopimania…
Sebelum saya memulai, ijinkan saya untuk mengucapkan “Selamat Hari Raya Idul Fitri, Mohon Maaf Lahir dan Batin.” Kebetulan sekali blog saya ini dimulai persis setelah lebaran, mungkin justru karena adanya libur lebaran inilah akhirnya saya baru bisa menyediakan sedikit waktu untuk belajar membuat blog dari seorang teman baik saya.
Perkenalkan, nama saya Heri Setiadi, pemilik Caffè La Tazza yang gerainya sudah ada dua, di Mal Ambasador lantai 4 dan Electronic City, SCBD. Umur saya relatif masih muda, 36 tahun, berkeluarga, istri saya Vonny dan sudah ada calon penerus saya bernama Mark Dominic yang baru berumur 2 tahun lebih sedikit.
Terus terang saya tidak pernah bermimpi memiliki coffee shop sendiri karena pada dasarnya saya bukanlah seorang peminum kopi. Kalau dulu sewaktu saya masih sekolah, ditanya cita-citanya apa, mungkin saya akan jawab “Mau jadi rocker….,” karena kebetulan hobi saya mendengarkan lagu beraliran keras dan berkaraoke.
Tapi kok kenapa akhirnya jadi bisnis kopi? Begini ceritanya …..
Setelah saya lulus SMA tahun 1991, terus terang saya bingung mau melanjutkan kemana sampai akhirnya orang tua saya yang menyarankan saya untuk ambil sekolah perhotelan saja ke Swiss.
Akhirnya saya jadi ambil sekolah perhotelan di Les Roches, Switzerland selama 3 tahun. Setelah selesai, saya langsung pulang ke Indonesia, sempat bekerja di hotel bintang 5, lalu saya bekerja di sebuah perusahaan kopi instant lokal yang cukup besar. Disinilah perjalanan kopi saya dimulai.
Pertama kali saya minum kopi adalah di perusahaan kopi instant ini. Kopi yang pertama kali saya minum adalah kopi 3 in 1 yang bikin saya langsung tidak enak badan. Habis saya minum kopi itu, badan saya langsung keluar keringat dingin dan jantung saya berdebar-debar. Tapi sekarang saya sudah tau kenapa tubuh saya bereaksi seperti itu, karena yang saya minum adalah kopi instant, bukan kopi murni. Kopi instant adalah kopi yang sudah diproses sedemikian rupa sehingga sudah tinggal sarinya saja dan bisa larut di air.
Setelah dari perusahaan kopi instant, saya bekerja di café yang mempunyai cukup banyak gerai di Indonesia. Sampai akhirnya ada kesempatan untuk membuka usaha coffee shop sendiri.
Berawal dari coffee cart di Mal Ambasador yang kami ambil alih kepemilikannya pada tahun 2000, dengan dukungan kedua orang tua saya, saya kembangkan usaha coffee shop ini sampai dengan sekarang. Dari yang tidak mengerti sama sekali tentang kopi, sampai saat ini yang justru saya sangat concern terhadap mutu kopi yang akan kami sajikan kepada para pelanggan.
Semua mungkin sudah ada jalannya. Waktu saya memulai usaha coffee shop di tahun 2000, yang namanya café atau coffee shop belum booming. Sangat sulit bagi saya untuk mencari sebuah café atau coffee shop yang dapat menyajikan kopi berkualitas dengan cara yang benar. Sampai akhirnya Starbucks membuka gerainya yang pertama di Indonesia pada tahun 2002. Sejak saat itu bisnis café dan coffee shop langsung booming dan sudah semakin banyak café dan coffee shop yang dapat menyajikan kopi berkualitas baik dengan cara yang benar. Jadi maksud saya adalah ,thanks God, saya memulai bisnis coffee shop ini di saat yang tepat.
Kopi yang kami gunakan pertama kali adalah kopi import langsung dari Itali meneruskan apa yang sudah dipakai sebelumnya oleh pemilik coffee cart yang sebelumnya. Namun lama kelamaan setelah benar-benar menyelami kopi lebih dalam, kami beralih menjadi menggunakan kopi lokal yang ternyata kualitasnya tidak kalah dengan kopi import. Pastinya kopi lokal pasti akan lebih fresh karena kami selalu menggunakan biji kopi yang baru digoreng (freshly roasted) yang merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan secangkir kopi yang benar-benar enak.
Kopi yang kami gunakan pun minimal kopi grade 1 atau bahkan Specialty Coffee tergantung persediaan karena premium coffee seperti ini sangat sulit didapat. Specialty Coffee merupakan biji kopi pilihan yang sudah tidak perlu disangsikan lagi kualitasnya karena selain sempurna secara fisik, Specialty Coffee ini telah diuji coba (di-cupping) terlebih dahulu oleh para Q-cuppers/graders yang jumlahnya baru 350 orang di dunia ini. Para Q-cuppers/graders inilah yang menentukan apakah kopi tersebut layak disebut Specialty Coffee atau tidak.
Untuk mengukuhkan posisi kami sebagai penyaji Specialty Coffee, maka kami pun bergabung dalam SCAI (Specialty Coffee Association of Indonesia) yang terbentuk pada bulan Februari 2008 atas dukungan dari USAID.
Demikianlah sekilas tentang Caffè La Tazza, enjoy your coffee…
Sebelum saya memulai, ijinkan saya untuk mengucapkan “Selamat Hari Raya Idul Fitri, Mohon Maaf Lahir dan Batin.” Kebetulan sekali blog saya ini dimulai persis setelah lebaran, mungkin justru karena adanya libur lebaran inilah akhirnya saya baru bisa menyediakan sedikit waktu untuk belajar membuat blog dari seorang teman baik saya.
Perkenalkan, nama saya Heri Setiadi, pemilik Caffè La Tazza yang gerainya sudah ada dua, di Mal Ambasador lantai 4 dan Electronic City, SCBD. Umur saya relatif masih muda, 36 tahun, berkeluarga, istri saya Vonny dan sudah ada calon penerus saya bernama Mark Dominic yang baru berumur 2 tahun lebih sedikit.
Terus terang saya tidak pernah bermimpi memiliki coffee shop sendiri karena pada dasarnya saya bukanlah seorang peminum kopi. Kalau dulu sewaktu saya masih sekolah, ditanya cita-citanya apa, mungkin saya akan jawab “Mau jadi rocker….,” karena kebetulan hobi saya mendengarkan lagu beraliran keras dan berkaraoke.
Tapi kok kenapa akhirnya jadi bisnis kopi? Begini ceritanya …..
Setelah saya lulus SMA tahun 1991, terus terang saya bingung mau melanjutkan kemana sampai akhirnya orang tua saya yang menyarankan saya untuk ambil sekolah perhotelan saja ke Swiss.
Akhirnya saya jadi ambil sekolah perhotelan di Les Roches, Switzerland selama 3 tahun. Setelah selesai, saya langsung pulang ke Indonesia, sempat bekerja di hotel bintang 5, lalu saya bekerja di sebuah perusahaan kopi instant lokal yang cukup besar. Disinilah perjalanan kopi saya dimulai.
Pertama kali saya minum kopi adalah di perusahaan kopi instant ini. Kopi yang pertama kali saya minum adalah kopi 3 in 1 yang bikin saya langsung tidak enak badan. Habis saya minum kopi itu, badan saya langsung keluar keringat dingin dan jantung saya berdebar-debar. Tapi sekarang saya sudah tau kenapa tubuh saya bereaksi seperti itu, karena yang saya minum adalah kopi instant, bukan kopi murni. Kopi instant adalah kopi yang sudah diproses sedemikian rupa sehingga sudah tinggal sarinya saja dan bisa larut di air.
Setelah dari perusahaan kopi instant, saya bekerja di café yang mempunyai cukup banyak gerai di Indonesia. Sampai akhirnya ada kesempatan untuk membuka usaha coffee shop sendiri.
Berawal dari coffee cart di Mal Ambasador yang kami ambil alih kepemilikannya pada tahun 2000, dengan dukungan kedua orang tua saya, saya kembangkan usaha coffee shop ini sampai dengan sekarang. Dari yang tidak mengerti sama sekali tentang kopi, sampai saat ini yang justru saya sangat concern terhadap mutu kopi yang akan kami sajikan kepada para pelanggan.
Semua mungkin sudah ada jalannya. Waktu saya memulai usaha coffee shop di tahun 2000, yang namanya café atau coffee shop belum booming. Sangat sulit bagi saya untuk mencari sebuah café atau coffee shop yang dapat menyajikan kopi berkualitas dengan cara yang benar. Sampai akhirnya Starbucks membuka gerainya yang pertama di Indonesia pada tahun 2002. Sejak saat itu bisnis café dan coffee shop langsung booming dan sudah semakin banyak café dan coffee shop yang dapat menyajikan kopi berkualitas baik dengan cara yang benar. Jadi maksud saya adalah ,thanks God, saya memulai bisnis coffee shop ini di saat yang tepat.
Kopi yang kami gunakan pertama kali adalah kopi import langsung dari Itali meneruskan apa yang sudah dipakai sebelumnya oleh pemilik coffee cart yang sebelumnya. Namun lama kelamaan setelah benar-benar menyelami kopi lebih dalam, kami beralih menjadi menggunakan kopi lokal yang ternyata kualitasnya tidak kalah dengan kopi import. Pastinya kopi lokal pasti akan lebih fresh karena kami selalu menggunakan biji kopi yang baru digoreng (freshly roasted) yang merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan secangkir kopi yang benar-benar enak.
Kopi yang kami gunakan pun minimal kopi grade 1 atau bahkan Specialty Coffee tergantung persediaan karena premium coffee seperti ini sangat sulit didapat. Specialty Coffee merupakan biji kopi pilihan yang sudah tidak perlu disangsikan lagi kualitasnya karena selain sempurna secara fisik, Specialty Coffee ini telah diuji coba (di-cupping) terlebih dahulu oleh para Q-cuppers/graders yang jumlahnya baru 350 orang di dunia ini. Para Q-cuppers/graders inilah yang menentukan apakah kopi tersebut layak disebut Specialty Coffee atau tidak.
Untuk mengukuhkan posisi kami sebagai penyaji Specialty Coffee, maka kami pun bergabung dalam SCAI (Specialty Coffee Association of Indonesia) yang terbentuk pada bulan Februari 2008 atas dukungan dari USAID.
Demikianlah sekilas tentang Caffè La Tazza, enjoy your coffee…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar